Jumat, 09 November 2012

H 4 m 1 l ...




Aq menikah tanggal 9 januari 2011, dan hampir selama 20 bulan kami menanti satu kata, yaitu hamil. Kata yang emang pantas diharapkan bagi setiap pasangan yang menikah. Apalagi keluargaQ belum punya cucu, jadi wajarlah apabila keluarga mengharapkan kata tersebut.

            Sebenarnya kami (aq dan suami) juga mengharap kata tersebut, tetapi tidak menggebu. Karena kami mempunyai keyakinan bahwa anak adalah amanah. Apabila sampai sekarang belum dikaruniai anak, berarti ALLAH memang masih belum percaya kepada kami untuk menjadi orang tua.

            Pernah suatu hari, kami pesta buah durian. Mumpung di daerah tempat tinggal kami (Tempursari, Lumajang) sedang panen. Setelah cerita pada ibu, aq dimarahi. He....maklum, aq tidak tahu kalau buah durian sifatnya panas. Sejak saat itulah aq berusaha menghindar durian, walau aq suka banget makan durian.

            Aq masih ingat, beberapa hari setelah menikah, aq diajak ibu ke tukang pijit untuk melihat keadaanku. Kata tukang pijit, “wah jeru bu. Ketok’e suwi duwe anak. Jareku mending melu KB disik gawe melancarno mens. Atau pergi ke Madura. Nang Madura ono wong sing iso gampangno meteng. Tapi yo ngono, syarate ari arine kudu dikekno nang wonge.”